Dibawah sistem pendidikan sekular.......



Adik Izzati sedih dalam kegembiraan..
Anak kepada pemandu lori, Adik Nur Izzati Azhar murid dari SK Tarcisian Convent yang mendapat keputusan cemerlang 5A semalam tidak dibenarkan mengambil slip peperiksaan kerana tidak menjelaskan yuran RM 57."Walaupun tak dapat pegang slip keputusan, saya gembira kerana dapat buktikan kemiskinan bukan penghalang kejayaan," katanya sebak

Sumber baca disini


Samada benar atau tidak... inilah realiti. Inilah yang dikatakan sistem pemerintahan

DARI RAKYAT... OLEH RAKYAT... UNTUK RAKYAT...

Adilkah sistem ini??????

Bagi mereka yang bergaji $5000.oo sebulan, mungkin ini tidak masalah. Namun begaimana yang berpendapatan rendah. Mungkin ini bukan dari keluarga anda tetapi dia adalah rakyat Malaysia dan dia berhak mendapat pendidikan percuma jika Malaysia menggunakan sistem Khilafah.
Mereka adalah saudara kita. Mereka beragama Islam. Inikah yang dikatakan negara Islam??? Dimanakah Islamnya negara Malaysia. Adakah dengan hanya membina masjid, membenarkan sembahyang, boleh berpuasa, ada pejabat zakat sudah boleh di istihar negara Islam???

Wahai kaum muslimin...

Hanya dengan sistem Islam yakni Khilafah yang mampu memberikan keadilan kepada seluruh manusia. Ketahuilah bahawa Islam telahpun mempunyai sistemnya sendiri yang telah digunapakai untuk memerintah 2/3 dunia.

Wahai kaum muslimin...

Ketahuilah bahawa pendidikan, air, api, kesihatan dan banyak lagi adalah wajib di sediakan oleh pemerintah secara percuma. Inilah akibatnya jika sistem yang digunakan adalah dari akal manusia dan bukan dari wahyu Allah. Menusia mengubah sistem untuk kepentingan sesuatu.

Wahai kaum muslimin...

Kembalilah kalian kepada sistem wahyu dari Allah yakni sistem Khilafah kerna hanya sistem inilah yang mampu menerapkan hukum Allah secara kaffah.

Wahai kaum muslimin...

Apakah pilihan anda ketika ini....
Demokrasi ciptaan manusia atau sistem khilafah yang menggunakan Al-Quran dan hadis sebagai perlembagaan negara???

Bolehkah Menasihati Penguasa di Tempat Umum?


Assalamualaikum


Sekadar memaparkan kembali supaya kita tidak lupa akan tanggungjawab kita sebagai seorang Islam. Semoga artikel ini menjadi sumber rujukan dan penerangan supaya meletakkan hadis pada keadaan yang betul dan yang penting "akal adalah unutk memahami nas dan bukan mengubah nas dan meletakkan nas pada tempat yang tidak sepatutnya". Allahualam....



Soal:
Bolehkah menasihati penguasa di tempat umum, baik secara langsung maupun melalui demonstrasi?


Jawab:
Nasihat adalah hak setiap orang, mulai dari rakyat jelata hingga para penguasa. Artinya, mereka mempunyai hak untuk dinasihati. Sebaliknya, nasihat menjadi kewajiban bagi setiap mukallaf, tatkala menyaksikan kemungkaran atau kezaliman yang dilakukan oleh orang lain; baik pelakunya penguasa maupun rakyat jelata. Inilah yang dinyatakan dalam hadis Nabi saw.:


«الدِّينُ النَّصِيحَةُ، ِللهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ»
Agama adalah nasihat; untuk Allah, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslim, dan orang-orang awam. (HR al-Bukhari dan Muslim).


Karena itu, nasihat sebagai upaya mengubah perilaku mungkar atau zalim orang lain, baik penguasa maupun rakyat jelata, sesungguhnya tidak dapat dilepaskan dari konteks dakwah bi al-lisân (melalui lisan maupun tulisan), sebagaimana sabda Nabi saw.:


«مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ»
Siapa saja yang menyaksikan kemungkaran, hendaknya mengubahnya dengan tangan-nya. Jika tidak mampu, hendaknya dengan lisannya. (HR Muslim).


Inilah yang dilakukan oleh para ulama Salaf ash-Shalih terdahulu, seperti Abdullah bin Yahya an-Nawawi kepada Sultan Badruddin. Dalam Tahdzib al-Asma’ karya Abu Yahya Muhyiddin bin Hazzam disebutkan, tatkala Abdullah bin Yahya an-Nawawi mengirim surat kepada Sultan Badruddin, dan Baginda menjawab suratnya dengan marah dan nada ancaman, ulama ini pun menulis surat kembali kepada Baginda, “Bagiku, ancaman itu tidak akan mengancam diriku sedikitpun. Aku pun tidak akan mempedulikannya dan upaya tersebut tidak akan menghalangiku untuk menasihati Sultan. Sebab, aku berkeyakinan, bahwa ini adalah kewajibanku dan orang lain, selain aku. Adapun apa yang menjadi konsekuensi dari kewajiban ini merupakan kebaikan dan tambahan kebajikan.”1



Jenis kemungkaran yang hendak diubah, dilihat dari aspek bagaimana pelakunya melakukan kemungkaran tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua: Pertama, kemungkaran yang dilakukan secara diam-diam, rahasia, dan pelakunya berusaha merahasiakannya. Kedua, kemungkaran yang dilakukan secara terbuka, demonstratif, dan pelakunya tidak berusaha untuk merahasia-kannya; justru sebaliknya.


Jenis kemungkaran yang pertama tentu berbeda dengan kemungkaran yang kedua. Orang yang tahu perkara tersebut hendaknya menasihatinya secara diam-diam dan kemungkaran yang dilakukannya pun tidak boleh dibongkar di depan umum; justru wajib ditutupi oleh orang yang mengetahuinya. Nabi saw. bersabda:


«مَنْ سَتَرَ عَوْرَةً فَكَأَنَّمَا اِسْتَحْيَا مَوْءُوْدَةً مِنْ قَبْرِهَا»
Siapa saja yang menutupi satu aib, maka (pahalanya) seolah-olah sama dengan menghidupkan bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup dari kuburnya. (HR Ibn Hibban).


Berbeda dengan jenis kemungkaran yang kedua, yaitu kemungkaran yang dilakukan secara terbuka dan terang-terangan. Dalam kasus seperti ini, pelaku kemungkaran tersebut sama saja dengan menelanjangi dirinya sendiri dengan kemungkaran yang dilakukannya. Untuk menyikapi jenis kemungkaran yang kedua ini, sikap orang Muslim terhadapnya dapat dipilah menjadi dua: Pertama, jika kemaksiatan atau kemungkaran tersebut pengaruhnya terbatas pada individu pelakunya, dan tidak mempengaruhi publik, maka kemaksiatan atau kemungkaran seperti ini tidak boleh dibahas atau dijadikan perbincangan. Tujuannya agar kemungkaran tersebut tidak merusak pikiran dan perasaan kaum Muslim, dan untuk menjaga lisan mereka dari perkara yang sia-sia; kecuali jika kemaksiatan atau kemungkaran tersebut diungkapkan untuk mengingatkan masyarakat akan bahaya orang fasik yang melakukan kemaksiatan tersebut.


Kedua, jika kemaksiatan atau kemungkaran tersebut pengaruhnya tidak terbatas pada individu pelakunya, sebaliknya telah mempengaruhi publik, misalnya seperti kemungkaran yang dilakukan oleh sebuah institusi, baik negara, organisasi, kelompok atau komunitas tertentu. Kemaksiatan atau kemungkaran seperti ini justru wajib dibongkar dan diungkapkan kepada publik agar mereka mengetahui bahayanya untuk dijauhi dan ditinggalkan supaya mereka terhindar dari bahaya tersebut. Inilah yang biasanya disebut kasyf al-khuthath wa al-mu’amarah (membongkar rancangan dan konspirasi jahat) atau kasyf al-munkarât (membongkar kemungkaran).


Ini didasarkan pada sebuah hadis penuturan Zaid bin al-Arqam yang mengatakan, “Ketika aku dalam suatu peperangan, aku mendengar Abdullah bin Ubay bin Salul berkata, ‘Janganlah kalian membelanjakan (harta kalian) kepada orang-orang yang berada di sekitar Rasulullah, agar mereka meninggalkannya. Kalau kita nanti sudah kembali ke Madinah, pasti orang yang lebih mulia di antara kita akan mengusir yang lebih hina.’ Aku pun menceritakannya kepada pamanku atau Umar, lalu beliau menceritakan-nya kepada Nabi saw. Beliau saw. pun memanggilku dan aku pun menceritakannya kepada beliau.” 2



Apa yang dilakukan oleh Abdullah bin Ubay dan diketahui oleh Zaid bin al-Arqam, kemudian disampaikan kepada Rasulullah saw., adalah kemungkaran (kemaksiatan) yang membahayakan kemaslahatan Islam dan kaum Muslim, bukan hanya diri pelakunya. Abdullah bin Ubay sendiri ketika ditanya, dia mengelak tindakannya, yang berarti masuk kategori perbuatan yang ingin dirahasiakan oleh pelakunya. Akan tetapi, tindakan Zaid bin al-Arqam yang membongkar ihwal dan rahasia Abdullah bin Ubay tersebut ternyata dibenarkan oleh Nabi saw. Padahal seharusnya tindakan memata-matai dan membongkar rahasia orang lain hukum asalnya tidak boleh. Perubahan status dari larangan menjadi boleh ini menjadi indikasi, bahwa hukum membeberkan dan membongkar rahasia seperti ini wajib, karena dampak bahayanya bersifat umum.3


Karena itu, tindakan mengkritik kebijakan zalim atau mungkar yang dilakukan oleh penguasa, baik secara langsung ketika berada di hadapannya maupun tidak langsung, misalnya melalui tulisan, demonstrasi atau masîrah, bukan saja boleh secara syar‘i, tetapi wajib.4 Kewajiban ini bahkan pahalanya dinyatakan sebanding dengan pahala penghulu syuhada, yaitu Hamzah bin Abdul Muthallib, seperti dalam hadis Nabi saw.:


«سَيِّدُ الشُّهَدَاءِ حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ المُطَلِّبِ وَرَجُلٌ قَالَ إِلَى إِمَامٍ جَائِرٍ فَأَمَرَهُ وَنَهَاهُ فَقَتَلَهُ»
Penghulu syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthallib dan orang yang berkata di hadapan seorang penguasa yang zalim, lalu dia memerintahkannya (pada kemakrufan) dan melarangnya (terhadap kemungkaran), kemudian penguasa itu membunuhnya. (HR al-Hakim).


Apa yang dilakukan oleh para Sahabat terhadap Umar dalam kasus pembatasan mahar atau pembagian tanah Kharaj hingga kain secara terbuka di depan publik adalah bukti kebolehan tindakan ini. Memang, ada pernyataan Irbadh bin Ghanam yang mengatakan, “Siapa saja yang hendak menasihati seorang penguasa, maka dia tidak boleh mengemukakannya secara terbuka, tetapi hendaknya menarik tangannya dan menyendiri. Jika dia menerimanya maka itu kebaikan baginya; jika tidak, pada dasarnya dia telah menunaikannya.”5 Akan tetapi, pada dasarnya pernyataan tersebut tidak menunjukkan adanya larangan mengkritik atau menasihati penguasa di depan publik; ia hanya menjelaskan salah satu cara (uslûb) saja.



Dengan demikian, bisa disimpulkan, bahwa menasihati penguasa atau mengkritik kebijakan penguasa yang zalim, termasuk membongkar kemungkaran atau konspirasi jahat terhadap Islam dan kaum Muslim hukumnya wajib, hanya saja cara (uslûb)-nya bisa beragam; bisa dilakukan langsung, dengan bertemu face to face; atau secara tidak langsung, dengan melalui tulisan, surat, demonstrasi atau masîrah. Melakukan upaya dengan lisan—termasuk melalui tulisan, seperti surat terbuka, buletin, majalah, atau yang lain—baik langsung maupun tidak, jelas lebih baik ketimbang upaya bi al-qalb (dengan memendam ketidaksukaan), apalagi jika tidak melakukan apa-apa, sementara terus mengkritik orang lain yang telah melakukannya. Fal ‘iyâdzu billâh. []




Catatan Kaki
1 HR al-Bukhari dan Muslim, Shahîhayn, hadis no. 4520 dan 4976.
2 Ibn Hazzam, Tahdzîib al-Asmâ‘, Dar al-Fikr, Beirut, cet. Pertama, 1996, I/22.
3 Hizbut Tahrir, Min Muqawwimât an-Nafsiyah al-Islâmiyyah, Dar al-Ummah, Beirut, cet. Pertama, 2004, hlm. 112-113.
4 Meski sebagai cara (uslûb), menyampaikan pendapat, tulisan, demonstrasi atau masirah tersebut statusnya tetap mubah, dan tidak berubah menjadi wajib. Yang wajib adalah menyampaikan nasihat dan kritik terhadap kebijakan zalim atau mungkar yang dilakukan oleh penguasa.
5 Abu Syuja’, Al-Firdaws min Ma’tsûr al-Khaththab, Dar al-Kutub al-’Ilmiyyah, Beirut, cet. Pertama, 1986, III/591.






JAWAPAN KPD BLOG IZZAMIL

Ini adalah tulisan balasan kepada pengendali blog http://izzamil.blogspot.com/

Baca tulisannya disini

Disini ingin dijelaskan perkara sebenar dari tulisan dan penyelewengan fakta yang di tulis oleh pengendali blog yang tidak bertanggungjawab diatas segala tulisannya.


Bermula apabila teguran dibuat oleh ana kepada PEKIDA. Namun ada seorang hamba Allah yang membalasnya dengan cara yang mungkin baik pada pandangannya. Ana menghantar email kepada beliau bagi bertemu namun tidak berbalas. Ana menghantar email sebanyak 3 kali dan semua kronologi antum boleh baca disini.



Salinan di atas adalah email ana kepada beliau. Jadi antum semua boleh membaca dan membuat penilaian.

Ana juga cuba berhubung dengan beliau melalui blog sebanyak 2 kali bagi mendapatkan jawapan, namun comment box hanya dapat dipaparkan apabila mendapat owner approval.


Diatas adalah salinan dari cbox ana dan antum semua boleh mencarinya di cbox dan klik pada old massage.

Beliau menuduh ana menegur dengan cara kurang ajar dan biadap. Antum semua boleh membaca salinan yang ana sertakan dan komen kepada ana (ana akan buka komen box untuk semua).

Berikut adalah komen beliau dirangkap ke-enam.

.... menjadi bahan rujukan kepada setiap percakapan dan penulisan.


Antum boleh baca tulisan beliau di link yang ana berikan dan salinan yang disertakan.

Rangkap ke-7
.... ideologi yang mereka dibawa itu lebih kepada nafsu syaitan yang tidak bertempat.

Astaqfirullahalazim.... kitab apakah menjadi rujukan beliau yang menyebabkan beliau mampu mengeluarkan kenyataan sebegini.

Banyak lagi yang boleh didedahkan disini tetapi biarlah antum semua yang membacanya sendiri.
Ingin ditetapkan disini bahawa, dakwah tidak perlukan kelulusan parlimen atau kelulusan majlis agama ataupun ketua kampung. Dakwah adalah kewajipan setiap muslim termasuk antum semua. Dan memberi peringatan adalah perintah Allah dan bilamana dari Al-Khalid maka ia adalah wajib.
"Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. "[Al-Ghasiyah(88):21]
Rasulullah SAW juga pernah bersabda
"Barangsiapa yang menyaksikan kemungkaran, hendaklah ia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaklah dengan lisannya. (HR Muslim).
Lupakah antum akan peringatan ini. Tidakkah antum mahu menyertai penghulu syuhada kaum muslimin yang berbicara benar dihadapan pemerintah sehingga dibunuh.
"Penghulu para syuhada’ adalah Hamzah bin Abdul Muthallib dan orang yang berkata di hadapan seorang penguasa yang zalim, lalu dia memerintahkannya (pada kemakrufan) dan melarangnya (terhadap kemungkaran), kemudian penguasa itu membunuhnya. (HR al-Hakim).
Mungkin antum boleh baca mengenai muhasabah pemerintah disini.
Beginilah adanya menteliti pemikiran mereka yang semakin dijajah oleh sekular. Akal digunakan untuk sesuatu kepentingan bagi membenarkan kelakuan. Ketahui wahai saudaraku sekalian dan seluruh kaum muslimin. Akal adalah untuk memahami nas dan meletakkan nas pada tempat yang betul. Bukan untuk sesuatu kepentingan.
Wahai kaum muslimin,
Sedarlah, pemikiran ummat hari ini suka menghukum tanpa periksa. Pemikiran yang busuk dengan sekularisma. Pemikiran yang menggunakan sebahagian sahaja Al-Quran dan Sunnah dan meninggalkan sebahagian yang lain. Pemikiran yang memisahkan agama dari kehidupan.
Wahai kaum muslimin,
Kembalilah kepada ajaran Islam secara kaffah. Tiada perkataan extremis mahu mis-mis yang lain didalam Islam. Islam hanya satu.
Wahai kaum muslimin,
BERSEDIAKAN ANTUM SEMUA BERHADAPAN DENGAN ALLAH KELAK????
Update : 17 Nov 2009
/// Tolong masukkan juga address blog ana didalam blog anta supaya semua pembaca tahu dan boleh membaca secara adil dari kedua-dua pihak ///
** Kepada yang berkenaan, ana mohon kepada anta supaya kembali ke deen Allah. Jika anta fikir ana berada dipihak yang benar maka berikah bukti yang menunjukkan "ini adalah ajaran sesat". Jika antum hendak membuat laporan kepada pihak berkuasa, maka silakan. Tiada masalah bagi ana dan juga pendakwah gerakan Islam yang lain. Jika sudi maka boleh kita bertemu muka secara empat maka. Jika masih dengan prinsip anta....
Cuma ana minta supaya hidayah dari Allah sampai kepada anta dan kembali ke pangkal jalan dan "KITA AKAN BERTEMU DI HARI PEMBALASAN NANTI DENGAN HUJAH MASING-MASING".

BAI'AT...SIAPA YANG KITA NAK BUNUH DULU????


“Jika (terjadi) bai’at kepada dua orang Khalifah, maka bunuhlah yang terakhir dari keduanya” [HR Muslim]

Setelah terbongkarnnya bai'at talah tiga yang dilakukan oleh satu gerakan Islam di Malaysia (bukan semua tempat) maka banyaklah yang mengeluarkan pandangan masing-masing. Namun masih tidak diketahui kebenarannya kerna ada yang menafikan dan ada yang mengiakan perbuatan bai'at.






Dari sabda Rasulullah SAW sepertimana hadis diatas, maka kita lebih mengetahui bahawa bai'ah adalah kepada Khalifah. Namum pemikiran ummat kita telah mengubah persepsi maknai bai'ah kepada hukum akal semata-mata. Bai'ah dimaknakan sebagai taat setia.





Juga tidak dinafikan wujudnya segelintir ummat yang membai'at guru silat, tok iman, ketua pemuda, ketua kampung dan sebagainya. Ummat kini hanya memahami bahawa bai'at itu maknanya taat setia sedangkan perkataan bai'at itu hanya layak kepada akad restu taat setia pelantikan sebagai khalifah.

Persolannya............

Jika bai'at ini adalah taat setia. Jika seorang anak melafazkan bai'at kepada ayahnya.

"Saya berjanji akan bai'at (taat setia) kepada ayah sebagai ayah saya....."

dan sebulan kemudian melafazkan bai'at kepada ibu

"Saya berjanji akan bai'at (taat setia) kepada ibu sebagai ibu saya....."

Jika makna bai'at yang kita fahami sebagai taat setia, siapa yang wajib anda bunuh dulu.


Dari hadis Rasulullah SAW, baginda melarang membai'at 2 khalifah dan bunuhlah terakhir dari keduanya.

Jika bai'at disamakan dengan taat setia, maka pihak bank pun dah jadi khalifah.

"Saya berjanji akan taat pada perjanjian jual beli rumah/kereta ini bla bla
bla....."

Wahai ummat Islam,

Ketahuilah, bai'at hanya wajib pada khalifah dan perkataan bai'at ini hanya layak pada khalifah dan seluruh ummat Islam wajib membai'at khalifah. Selain pada khalifah maka tidak layak dikatakan dan penggunakan perkataan bai'at. Lebih eloknya digantikan kepada akad janji taat setia kepada parti atau sebagainya dan bukan perkataan "bai'at.

Penyalahgunaan perkataan semakin ketara.


Wajib.... jika difahami adalah sesuatu yang perlu dilakukan dan jika meninggalkan maka berdosalah kita. Hadir menyuarat itu wajib. Kursus itu wajib. Lumba lari itu wajib. Mata pelajaran ini wajib.

Adakah wajib seperti ini mendatangkan dosa jika ditinggalkan sebagaimana solat???

Perkataan wajib tidak lagi ditakuti malah berapa ramai dikalangan ummat Islam yang meniggalkan yang wajib. Wajib seperti satu perkataan yang buat tak salah tak buat tak salah kerna ada segelintir ummat yang menyalahgunakan perkataan wajib.



Mungkin bagi sesetangah dari mereka akan berkata

"Apalah sangat dengan perkataan"...

Bagi ana, jika perkataan ini pun tidak mampu dijaga, inikah pula hukum Allah. Hukum untuk semua manusia dan bukan mustahil lagi sekarang kerana ada yang berkata HUDUD tidak terkena pada orang non-muslim.

Berbalik kepada perkataan bai'at pula.



Jadi......

Siapa yang akan anda bunuh dulu????...............

LAGI MENGHINA ISLAM !!!!!!!!



Bukan niat untuk mempromosi penghinaan tetapi sekadar fakta sebenar.
Video diatas telah menunjukkan betapa ummat Islam kini sewenang-wenangnya dihina. Tiada satupun tindakan diambil. Malah mereka kini bebas dan akan bebas melakukannya lagi. Ini adalah kerana sifat kaum muslimin yang masih setengah-setengah kepada Islam. Hukum Allah diperlekehkan dan dipermainkan. Ketakutan kepada Islam tidak lagi wujud.
Tidak seperti pemerintahan Khalifah Rasyidin, Abbasiyah dan sebagainya. Islam adalah satu empayar terunggul yang dibina oleh junjungan kita Rasulullah SAW sehinggalah jatuhnya pada 3 Mac 1924. Setelah jatuhnya Empayar Islam terakhir di Turki, ummat Islam di jadikan sasaran menembak, tanah kaum muslimin dijajah dan dijadikan lapang sasar. Muslimah di mandikan seperti anjing dan dijadikan hamba seks kepada tentera kufur dan kemudian dibunuh. Anak-anak disembelih. Penghinaan ke atas Rasulullah SAW oleh kaum kufur. Latnatullah Mustapa Kamal adalah salah seorang pengkhianat ummat Islam.
Wahai kaum Muslimin.
Sedarlah, Al-Quran diturunkan kepada kita sebagai rujukan bagi perjuangan dan cara hidup kita. Bukan sahaja untuk dihafal dan disimpan didalam almari baju atau meja belajar. Islam adalah cara hidup yang telah ditunjukkan dan ia adalah amanah dari Rasulullah SAW kepada ummatNya sebagai penyambung pejuangannya.
Dengan nama Allah dan demi Allah, wahai kaum Muslimin.
Semua ini tidak akan terjadi jika adalah seorang Khalifah yang benar-benar mengikut manhaj kenabian. Khalifah yang tegas dalam hukum Allah. Khalifah yang mewarisi peninggalan nabi.
Wahai para Ulama pewaris nabi.
Dimana kekuatan kalian yang dikatakan pewaris perjuangan Rasulullah. Warisan manakah yang kalian ikuti. Siapakah yang kalian warisi. Ketahuilah wahai para ulamak dan kaum muslimin, setelah turunnya wahyu kepada Rasulullah, baginda telah berjuang menegakkan Daulah Islamiyah dan menerapkan hukum Allah secara kaffah.
Dimanakah hukum Allah ketika ini???
Dimanakah para ulamak yang mengaku pewaris nabi ketika ini???
Adakah hukum Allah perlukan persetujuan dari parlimen untuk diterapkan. Siapakah kita dan mereka yang berani mengundi hukum Allah. Hukum Allah adalah untuk diterapkan dan bukan untuk di ambil persetujuan. Hukum Allah juga terkena kepada seluruh manusia.
Kepada siapakah hukum jihad terkena???
Kepada siapakah bayaran jaziah dikenakan???
Jika hukum Allah tidak terkena kepada bukan Islam maka apakah hujah kalian didepan Allah kelak. Inikah pewaris nabi yang dimaksudkan oleh kalian???
Wahai kaum Muslimin.
Sedarlah, bahawa Islam kini ditahap paling hina. Islam kina boleh disepak terajang. Islam kini boleh dijadikan jenaka. Sedarlah wahai saudaraku, sesungguhnya menegakkah Daulah Islamiyah dengan mengikuti suri terbaik (Rasulullah SAW) adalah wajib.
Berdirinya Khilafah maka segala penghinaan ini akan terhenti. Kerana musuh Islam mengetahui kekuatan Islam. Kerana musuh Islam tahu akan keIstimewaan Islam.
Wahai kaum muslimin.
Tidakkah kalian sedar kenapa para sahabat menangguhkah pengkebumian baginda Rasulullah SAW selama 3 hari 2 malam???
Para sabahat mendahulukan pelantikan Khalifah bagi menggantikan Rasulullah SAW bagi memimpin ummat Islam. Jika status mengangkat Khalifah tidak wajib, kenapakah para sahabat melakukannya.
Masihkah kalian di lena mimpi indah??????

HAK RAKYAT???


Assalamualaikum WBT.

Terpanggil buat kadang-kadang kalinya (hehehe) untuk kembali meluahkan pandangan yang tak seberapa ini. Kebelakangan ini banyak media massa melaporkan pembongkaran rakyat terhadap kerajaan negeri.

Di Kelantan, pembangkang di Kelantan menyuarakan rasa tidak puas hati mengenai hak rakyat. Klu tak salah isu tanah. Maaf ana dah lupa.

Dan yang terbaru adalah di Pulau Pinang. Isu tanah yang dipindah hak milik oleh kerajaan Pulau Pinang sewenangnya (ana tengok dalam berita jam 8.00 / 11 Nov 2009). Isu ini dibangkitkan oleh Ketua Pembangkang Pulau Pinang dan mahu Ketua Menteri Pulau Pinang meletak jawatan. Ketua Menteri PP iaitu Lim Guan Eng yang dulunya pernah mengeluarkan kenyataan yang beliau akan mencontohi pemerintahan Othmaniyah dan mendapat sokongan dari pihak Pakatan Rakyat. Namun kini jika hendak dibandingkan dengan Khalifah Othmaniyah... rasanya "jauh api dari panggang".

Semua ini timbul kerana "HAK RAKYAT". Kononya rakyat mempunyai hak itu dan ini. Bagaimana pula dalam Islam.???

Wahai kaum muslimin.

Ketahuilah, hak anda sebagai rakyat adalah mendapat pendidikan secara percuma, air secara percuma, api secara percuma dan pelbagai lagi kemudahan termasuklah perubatan secara percuma. Jika ini (isu tanah) yang di bangkitkan oleh pembangkang, dimana suara kalian untuk menegakkan "Hak Rakyat" dari segi Islam.

Dari Ibnu Abbas r.a, bahawa Nabi Sallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Kaum Muslimin bersyarikat (berkongsi) dalam tiga perkara iaitu air, padang ragut dan api” [HR Abu Daud]. Anas r.a pula meriwayatkan hadis dari Ibnu Abbas r.a tersebut dengan tambahan, “wa tsamanuhu haram” (“dan harganya adalah haram”). Ibnu Majah juga meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a, bahawa NabiSallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Tiga hal yang tidak akan pernah dilarang (dari manusia memanfaatkannya) adalah air, padang ragut dan api” [HR Ibnu Majah].

Dimanakah suara kalian yang kononnya memperjuangkan hak rakyat.???

Adakah kalian hanya bersuara bila ada kepentingan dalam politik kalian semua.???

Ketahuilah, kalian semua tidak mampu memberi semua ini kerana kalian berada dalam sistem kufur. Sistem yang menghambakan diri pada manusia. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Sistem ini dinamakan sistem "DEMOKRASI"..............

Ya... Sistem Demokrasi kufur yang telah membina tembok penghadang agama dalam jiwa kalian. Kalian berhukumkan hukum manusia dan mengetepikan hukum Allah. Inilah sebabnya kalian mampu untuk tidak memberikan "HAK RAKYAT" kepada rakyat.

Ketahuilah wahai pemerintah....

Kalian telah mendustakan perintah Rasulullah SAW kepada kamu. Kalian telah mengetepikan hak rakyat yang diamanahkan kepada kamu. Mana hero BN??? Mana hero PR???
Itulah wajah hodoh demokrasi yang tidak mampu dilihat oleh segelintar mereka atau hanya buat-buat tak nampak kerna ada kepentingan diri mahupun politik kotor sekularisma. Samada PR mahupun BN memerintah, rakyat tetap tidak berubah. Hak Rakyat masih juga diketepikan. Islam tidak ditegakkan juga kerana hak rakyat.
Selagi tidak ditegakkan Daulah Islamiyah, maka syariah tidak akan menjadi kenyataan dan selagi syariah tidak dijalankan maka tiada indahnya Islam pada dunia.....
Wahai kaum muslimin,
Ketahuilah hak anda sebagai rakyat. Islam tidak pernah meminggirkan rakyatnya. Islam bertindak adil kepada semua. Tiada double standard dalam pemerintahan Islam. Hukum Allah akan terkena kepada semua termasuklah pemerintah.
Hanya dengan sistem pemerintahan Khilafah sahajalah, seluruh kaum muslimin dan rakyat daulah akan mendapat segalanya. Daulah Islamiyah dengan seorang Khalifah dan sistem Khilafah yang mampu melaksanaan pemerintahan yang adil berpadukan Al-Quran dan Sunnah.
Kedaulatan pada hukum syarak dan bukan pada tangan rakyat.

SEKITAR SEMINAR NEGARA ISLAM : KEWAJIPAN YANG DILALAIKAN


Dipanjatkan kesyukuran ke hadrat Allah SWT kerna dengan izinNya maka kehadiran para peserta memenuhi ruang dewan di Hotel Sri Malaysia, Alor Setar, Kedah Darulaman.
Ana juga berkesempatan bersama menyertai seminar tersebut. Bersama dengan rakan yang lain seramai 9 orang kami sampai lebih kurang 8.25 pagi. Di sambut dengan senyuman oleh syabab dan daris Hizib, maka tenang rasanya walaupun penat memandu. Ikatan ukhwah sesama Islam dapat dirasakan walaupun berbeza latarbelakang. Itulah yang membuatkan Hizib semakin berkembang. Akhlak syabab dan daris harus mendapat pujian kerna mereka benar-benar menjadikan Rasulullah SAW sebagai suri dalam hidup.

Sebagaimana firman Allah SWT :

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. "[Al-Ahzab(33):21]

Ana juga berkesempatan bertemu Ustaz Omar dan juga Ustaz Abu Taqiyuddin dan sempat bertukar pandangan. Turut hadir adalah Ustaz Riduwan dan juga beberapa lagi barisan pimpinan Hizbut Tahrir Malaysia.

Kebangkitan Islam semakin dirasakan dengan laungan takbir di pengakhir seminar (selepas bacaan doa penutup) dengan seluruh peserta bangun melaungkannya secara serentak seperti ada suntikan semangat baru kebangkitan Islam dalam diri. Rata-rata peserta pulang dengan senyuman seperti berpuas hati dengan seminar ini.
Seminar ini turut disertai oleh penyokong PAS dan ahli Pekida Malaysia. Terima kasih kepada semua yang hadir memeriahkan majlis ini. Terima kasih juga kepada Hizbut Tahrir Malaysia kerna berjaya menganjurkan seminar ini.

Allahuakbar !!!